Failover mengacu pada proses di mana sistem secara otomatis beralih ke sistem siaga, komponen perangkat keras, atau jaringan ketika sistem utama gagal atau dihentikan sementara untuk diservis. Tujuan akhir dari failover adalah untuk memastikan layanan tidak terganggu, meningkatkan keandalan dan ketersediaan sistem.
Sejarah Failover: Dari Kebutuhan hingga Ada di Mana-Mana
Konsep failover dapat ditelusuri kembali ke masa-masa awal komputasi, khususnya dalam konteks sistem yang sangat penting di mana waktu henti sistem dapat menyebabkan kerugian yang signifikan atau gangguan operasional. Sistem ini memerlukan cara untuk tetap berfungsi bahkan ketika terjadi kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak, yang mengarah pada pengembangan sistem cadangan atau sistem sekunder yang dapat mengambil alih jika terjadi kegagalan sistem utama – yang merupakan cikal bakal failover modern.
Implementasi pertama dari failover adalah pada sistem mainframe, dimana redundansi dibangun untuk menangani kegagalan. Pendekatan ini diterapkan secara luas dengan munculnya sistem terdistribusi dan internet, di mana kebutuhan akan ketersediaan tinggi dan keandalan sistem menjadi hal yang terpenting.
Menggali Lebih Dalam: Apa itu Failover?
Pada intinya, failover adalah strategi redundansi yang menjamin ketersediaan sistem jika terjadi kegagalan. Hal ini merupakan bagian integral dari rencana pemulihan bencana dan strategi ketersediaan tinggi. Proses failover dapat dilakukan secara otomatis, tidak memerlukan campur tangan manusia, atau manual, yang memerlukan administrator untuk beralih ke sistem siaga.
Ketika sistem utama mengalami kegagalan, mekanisme failover akan bekerja. Sistem siaga menjadi aktif, mengambil alih beban kerja sistem yang gagal. Setelah sistem utama kembali online dan stabil, proses failback dapat dimulai untuk mengembalikan operasi ke sistem utama.
Mengungkap Prosesnya: Bagaimana Cara Kerja Failover?
Sistem failover memantau kesehatan sistem utama melalui check-in atau detak jantung rutin. Jika sistem utama gagal merespons pemeriksaan ini, maka dianggap gagal. Proses failover kemudian memulai peralihan ke sistem siaga.
Dalam konteks perangkat lunak, sistem siaga memiliki akses ke replika data terkini dari sistem utama untuk menjamin kontinuitas. Proses spesifiknya bervariasi tergantung pada jenis failover yang diterapkan dan kompleksitas sistem.
Failover juga dapat melibatkan peralihan ke perangkat keras yang berbeda, seperti server redundan di pusat data, atau bahkan peralihan ke jaringan atau penyedia layanan internet lain jika jaringan utama gagal.
Fitur Utama Failover
Failover dicirikan oleh beberapa fitur utama:
-
Redundansi: Sistem atau komponen duplikat adalah aspek penting dari failover. Redundansi dapat bersifat aktif (di mana sistem siaga berjalan secara paralel dengan sistem utama) atau pasif (di mana sistem siaga menganggur hingga terjadi failover).
-
Kelancaran: Tujuan dari failover adalah untuk menyediakan layanan tanpa gangguan. Artinya peralihan dari sistem utama ke sistem siaga idealnya berjalan lancar, dengan gangguan yang minimal bagi pengguna.
-
Otomatis atau Manual: Failover dapat terjadi secara otomatis, terjadi tanpa campur tangan manusia, atau manual, yang peralihannya memerlukan operator manusia. Pilihan di antara keduanya biasanya didasarkan pada kekritisan sistem dan risiko downtime.
-
Replikasi Data: Untuk perangkat lunak dan sistem basis data, failover bergantung pada replikasi data yang konsisten dari sistem primer ke sistem siaga.
Jenis-Jenis Kegagalan
Ada berbagai jenis mekanisme failover, bergantung pada skala dan kebutuhan sistem. Berikut ini beberapa yang paling umum:
-
Kegagalan Perangkat Keras: Jenis failover ini mengacu pada peralihan otomatis ke perangkat keras cadangan ketika perangkat utama gagal.
-
Kegagalan Perangkat Lunak: Dalam jenis failover ini, aplikasi secara otomatis beralih ke sistem perangkat lunak cadangan ketika sistem perangkat lunak utama mengalami kegagalan.
-
Kegagalan Basis Data: Failover basis data melibatkan peralihan ke basis data cadangan ketika basis data utama mengalami kesalahan atau kegagalan.
-
Kegagalan Jaringan: Jenis failover ini melibatkan peralihan ke jaringan cadangan ketika jaringan utama gagal.
Failover dalam Praktek: Penggunaan, Masalah dan Solusi
Failover sering digunakan dalam sistem ketersediaan tinggi seperti server web, database, sistem cloud, dan jaringan. Hal ini penting dalam sektor-sektor dimana downtime sistem tidak dapat diterima, seperti layanan kesehatan, keuangan, dan e-commerce.
Terlepas dari kelebihannya, penerapan failover memiliki tantangan, termasuk kehilangan data selama proses failover dan sindrom split-brain, yang mana sistem utama dan cadangan menjadi aktif secara bersamaan. Namun, solusi seperti replikasi data sinkron dan arbitrase berbasis kuorum dapat mengurangi masalah ini.
Failover: Analisis Komparatif
Failover sering dibandingkan dengan strategi ketersediaan tinggi lainnya seperti pengelompokan, penyeimbangan beban, dan replikasi. Clustering melibatkan pengelompokan beberapa server untuk bertindak sebagai satu sistem, meningkatkan keandalan dan skalabilitas. Penyeimbangan beban mendistribusikan lalu lintas jaringan secara merata ke beberapa server untuk memastikan tidak ada satu server pun yang kewalahan. Replikasi melibatkan pembuatan salinan data yang tepat untuk melindungi dari kehilangan data. Meskipun merupakan konsep yang terpisah, semuanya dapat menjadi bagian dari strategi ketersediaan tinggi yang komprehensif bersama dengan failover.
Tren Masa Depan dalam Teknologi Failover
Ke depan, pentingnya failover akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya ketergantungan kita pada sistem digital. Teknologi seperti AI dan pembelajaran mesin dapat diintegrasikan ke dalam sistem failover, memungkinkan peralihan yang lebih cerdas dan efisien antara sistem primer dan sistem siaga. Selain itu, kemunculan edge computing dan IoT akan menuntut strategi failover yang lebih canggih untuk memastikan ketersediaan tinggi dalam jaringan terdesentralisasi ini.
Server Proxy dan Failover
Dalam konteks server proxy, failover sangat penting untuk menjaga layanan tidak terganggu. Server proxy bertindak sebagai perantara antara klien dan server, sehingga downtime apa pun dapat mengganggu banyak layanan dan pengguna. Dengan failover, jika server proxy gagal, server proxy lain dapat mengambil alih, sehingga menjamin kelangsungan layanan. Perusahaan seperti OneProxy memastikan server proxy mereka memiliki mekanisme failover yang kuat, menjamin pengalaman yang lancar dan andal bagi penggunanya.
tautan yang berhubungan
Untuk informasi selengkapnya tentang failover, lihat sumber daya berikut: