Sejarah dan Asal
Serangan refleksi DNS adalah jenis serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS) yang mengeksploitasi karakteristik Sistem Nama Domain (DNS) untuk membanjiri infrastruktur target dengan lalu lintas bervolume tinggi yang tidak diinginkan. Serangan ini memanfaatkan penyelesai DNS terbuka, menggunakannya untuk memperkuat volume lalu lintas yang diarahkan ke korban.
Serangan refleksi DNS pertama kali disebutkan terjadi sekitar tahun 2006. Pada awal serangan DDoS, penyerang terutama menggunakan botnet untuk langsung membanjiri target dengan lalu lintas. Namun, seiring dengan membaiknya pertahanan terhadap serangan tersebut, penjahat dunia maya mencari taktik baru. Mereka menemukan bahwa dengan mengirimkan permintaan DNS dengan alamat IP sumber palsu untuk membuka penyelesai DNS, mereka dapat memprovokasi penyelesai tersebut untuk mengirimkan respons yang lebih besar kepada korban, sehingga memperkuat serangan.
Informasi Lengkap tentang Serangan Refleksi DNS
Serangan refleksi DNS biasanya mengikuti langkah-langkah berikut:
-
IP Sumber Palsu: Penyerang memalsukan alamat IP sumber dalam paket kueri DNS agar tampak seolah-olah permintaan tersebut berasal dari target.
-
Buka Resolver DNS: Penyerang mengirimkan kueri DNS palsu ini untuk membuka penyelesai DNS. Resolver ini dapat diakses publik dan salah dikonfigurasi untuk merespons pertanyaan dari alamat IP mana pun.
-
Faktor Amplifikasi: Penyelesai DNS terbuka menerima kueri palsu dan, karena yakin bahwa permintaan tersebut sah, mengirimkan tanggapannya ke target menggunakan alamat IP target. Responsnya biasanya jauh lebih besar daripada pertanyaan awal, sehingga memperkuat lalu lintas serangan.
-
Melebihi Target: Target, yang kini dibanjiri dengan volume lalu lintas yang sangat besar, kesulitan menangani tingkat permintaan yang tinggi, yang menyebabkan penurunan layanan atau ketidaktersediaan total.
Fitur Utama Serangan Refleksi DNS
Serangan refleksi DNS menunjukkan beberapa fitur utama yang membuatnya sangat efektif:
-
Faktor Amplifikasi: Serangan ini memanfaatkan perbedaan ukuran yang besar antara kueri dan respons DNS. Faktor penguatan ini bisa mencapai 50 hingga 100 kali lipat, artinya kueri kecil dapat menghasilkan respons yang jauh lebih besar.
-
Mudah Diluncurkan: Serangan ini memerlukan sumber daya minimal dari pihak penyerang, sehingga menarik bagi penjahat dunia maya pemula. Banyaknya penyelesai DNS terbuka yang tersedia di internet semakin menyederhanakan peluncuran serangan.
-
Alam Terdistribusi: Seperti serangan DDoS lainnya, serangan refleksi DNS didistribusikan, yang berarti bahwa banyak sumber terlibat dalam membanjiri target, sehingga lebih sulit untuk dimitigasi.
-
Protokol UDP: Serangan ini terutama dilakukan menggunakan paket User Datagram Protocol (UDP), yang tidak memerlukan jabat tangan seperti paket Transmission Control Protocol (TCP), sehingga lebih sulit untuk dilacak kembali ke sumbernya.
Jenis Serangan Refleksi DNS
Serangan refleksi DNS dapat dikategorikan berdasarkan jenis kueri DNS yang digunakan dan ukuran responsnya. Jenis yang paling umum meliputi:
Jenis Serangan | Karakteristik |
---|---|
Kueri Standar | Penyerang mengirimkan permintaan DNS normal. |
Pertanyaan APAPUN | Penyerang mengirimkan permintaan DNS untuk catatan APAPUN. |
Kueri Tidak Ada | Penyerang mengirimkan permintaan untuk nama domain yang tidak ada. |
Permintaan EDNS0 | Penyerang menggunakan Mekanisme Ekstensi untuk DNS (EDNS0) untuk meningkatkan ukuran respons. |
Cara Menggunakan Serangan Refleksi DNS dan Solusinya
Serangan refleksi DNS telah disalahgunakan dalam berbagai cara, termasuk:
-
Mengganggu Layanan: Penyerang menggunakan serangan refleksi DNS untuk mengganggu layanan online, menyebabkan waktu henti dan kerugian finansial bagi bisnis.
-
Menutupi Sumbernya: Dengan memalsukan alamat IP sumber, penyerang dapat membuat lalu lintas serangan tampak berasal dari IP korban, sehingga berpotensi menimbulkan kebingungan selama respons terhadap insiden.
-
Melewati Tindakan Pertahanan: Serangan refleksi DNS dapat digunakan sebagai taktik pengalih perhatian untuk mengalihkan perhatian tim keamanan, sementara serangan lainnya dilakukan secara bersamaan.
Solusi:
-
Pembatasan Nilai: Penyedia Layanan Internet (ISP) dan operator penyelesai DNS dapat menerapkan kebijakan pembatasan kecepatan untuk membatasi jumlah tanggapan yang mereka kirim ke alamat IP tertentu, sehingga mengurangi faktor amplifikasi.
-
Validasi IP Sumber: Penyelesai DNS dapat menerapkan validasi IP sumber untuk memastikan bahwa respons hanya dikirim ke peminta yang sah.
-
Batas Ukuran Respons DNS: Administrator jaringan dapat mengonfigurasi penyelesai DNS untuk membatasi ukuran respons guna mencegah amplifikasi.
-
Memfilter Resolver Terbuka: ISP dan administrator jaringan dapat mengidentifikasi dan memfilter penyelesai DNS terbuka untuk mencegah penyalahgunaannya dalam serangan.
Karakteristik Utama dan Perbandingan
Ciri | Serangan Refleksi DNS | Serangan Amplifikasi DNS | Serangan Banjir DNS |
---|---|---|---|
Metode Serangan | Memanfaatkan pemecah masalah terbuka untuk memperkuat lalu lintas | Menggunakan server DNS yang salah dikonfigurasi untuk memperkuat lalu lintas | Membanjiri infrastruktur DNS target dengan tingkat permintaan yang tinggi |
Faktor Amplifikasi | Tinggi (50-100x) | Tinggi (10-100x) | Rendah |
Kesulitan Eksekusi | Relatif mudah | Relatif mudah | Membutuhkan lebih banyak sumber daya |
Ketertelusuran | Lebih sulit dilacak | Lebih sulit dilacak | Lebih sulit dilacak |
Perspektif dan Teknologi Masa Depan
Seiring dengan berkembangnya internet, serangan refleksi DNS mungkin tetap ada karena kerentanan bawaan pada pemecah DNS terbuka. Namun, kemajuan dalam keamanan jaringan, seperti penerapan DNSSEC (Ekstensi Keamanan Sistem Nama Domain) dan konfigurasi penyelesai DNS yang lebih aman, dapat mengurangi dampak serangan tersebut secara signifikan.
Teknologi masa depan mungkin berfokus pada peningkatan mekanisme pemantauan dan pemfilteran di tingkat penyelesai DNS untuk mendeteksi dan mencegah eksploitasi penyelesai terbuka. Selain itu, peningkatan kolaborasi antara ISP dan administrator jaringan untuk secara proaktif mengatasi kesalahan konfigurasi dapat mengurangi risiko serangan refleksi DNS.
Server Proxy dan Serangan Refleksi DNS
Server proxy dapat secara tidak sengaja menjadi bagian dari serangan refleksi DNS jika mereka salah dikonfigurasi untuk bertindak sebagai penyelesai DNS terbuka. Penyerang dapat mengeksploitasi kesalahan konfigurasi tersebut untuk memperkuat lalu lintas serangan mereka dan mengarahkannya ke target yang dituju. Penyedia server proxy seperti OneProxy harus menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat untuk mencegah server mereka digunakan dalam serangan semacam itu.
tautan yang berhubungan
Untuk informasi selengkapnya tentang serangan refleksi DNS, Anda dapat merujuk ke sumber daya berikut:
- Pusat Koordinasi CERT: Serangan Amplifikasi DNS
- Peringatan US-CERT: Serangan Amplifikasi DNS
- Cloudflare: Serangan Amplifikasi DNS
Ingat, tetap mendapat informasi dan waspada terhadap ancaman dunia maya sangat penting dalam menjaga integritas dan ketersediaan layanan online.